“Kau….”
Seperti layaknya seorang musafir
yang terpuruk dalam kehausan
itulah diriku kini……
Tapi kau hadir….
di depan sosok lemah ini
Kau hapuskan dahaga ini
kau topang jiwa ini
yang gontai tertatih-tatih…..
Kaulah peri cinta itu….
yang menggangkatku dalam jurang keterpurukan…….
Cikotok, July’07
Ketika itu kau menjawab :
Aku akan menjadi matahari,
dan menjadi selimut hatimu……….
Tegarlah menembus malam,
walau kejauhan tak tergapai………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar